Owah Gingsir Makna Demokrasi Melenceng dari Idealisme Filosofisnya.
Kota Batu | Dalam era politik yang dinilainya sebagai “zaman edan,” Slamet Hendro Kusumo, Ketua Dewan Penasehat Satupena Jawa Timur menyajikan kritik tajam terhadap fenomena politik yang dianggapnya penuh kontroversi.
Dalam pandangannya, politik tidak hanya menjadi panggung perjuangan ideal, tetapi juga merangkum hasrat kuasa tak bertepi dan potensi mengubah manusia bijak menjadi liar dan jahat.
Dalam tulisannya, Slamet Hendro Kusumo merinci bahwa politik kadang dapat meneror kehidupan, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan menghasilkan kondisi yang disebutnya sebagai “Owah Gingsir” atau zaman kegelapan. Ia memperingatkan bahwa demokrasi, yang seharusnya melibatkan setiap individu, terkadang terpinggirkan dan melenceng dari idealisme filosofisnya.
Makalah Slamet Hendro Kusumo menggambarkan kondisi politik sebagai gejala kaliyuga, menciptakan jiwa-jiwa yang sakit, dan mengubah manusia menjadi figur serakah dan kejam. Dalam konteks ini, ia menyatakan keprihatinannya terhadap hilangnya empati, musyawarah mufakat, keadilan, dan kesejahteraan dalam dunia politik modern.
Pameran lukisan dan karya seni visual Slamet Hendro Kusumo yang berjudul “Owah Gingsir” bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kompleksitas kegaduhan politik. Dia tidak hanya menyoroti aspek naratif, tetapi juga fakta-fakta dan pengalaman empirik yang menunjukkan partisipasi individu dalam pertumbuhan Negara Bangsa.
Pameran ini akan berlangsung mulai 2 Februari hingga 8 Februari 2024 di Galeri Raos, Kota Batu, yang akan diresmikan oleh Profesor Dr. Drs. Wahyudi M.Si., Ketua Dewan Pakar Satupena Jawa Timur. Pameran ini juga akan dimeriahkan dengan pembacaan puisi karya beberapa penyair ternama.
{ Red/Adiant }