Malang – Diduga mendapat perlakuan bullying atau perundungan oleh rekannya di SMK 12 Balearjosari Kota Malang, VRS mengalami dugaan jari-jari tangan ada yang retak dan bengkak.
Sebagai informasi, bullying atau bisa disebut juga sebagai perundungan adalah peristiwa yang cukup sering ditemukan. Salah satunya terjadi bullying di lingkungan sekolah. Dari situs Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kememendikbudristek) disebutkan bahwa, bullying atau perundungan adalah salah satu dari 3 dosa besar pendidikan, selain kekerasan seksual dan intoleransi. Sehingga tindakan tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dan tidak dapat disepelekan.
Di halaman luar UGD RSSA Kota Malang, pada Rabu (29/11/2023) pukul 17.20 WIB. Novi ibu VRS kepada media mengatakan, peristiwa terjadi pada Jum’at (24/11/2023), saya sebagai orang tua tidak tahu itu masalahnya apa hingga terjadi seperti ini. Diduga ada penarikan dan pemukulan terhadap anak saya hingga dimasukkan kedalam kamar mandi.
“Disini saya tidak bilang bullying, dugaan ada mis komunikasi dari si terduga pelaku berinisial D yang punya pacar merasa cemburu dan berkomunikasi dengan temannya, hingga terjadi peristiwa seperti sekarang yang dialami anak saya,” ucap Novi.
“Sebelumnya pihak sekolah meminta orang tua D untuk mediasi disekolah pada Senin (27/11/2023) dan Selasa (28/11/2023), namun berhalangan datang, dan diwakili oleh saudaranya,” terang Novi.
Sementara disisi lain, saat tim media mencoba mengkonfirmasi pihak sekolah SMK 12 Balearjosari dan ditemui dengan Wakil kepala sekolah, bidang kesiswaan (Wakasis), M. Arif Wicaksono, menyampaikan bahwa, ini murni perkelahian dan bukan perundungan, karena keduanya sama terluka.
“Pihak keluarga D sudah hadir diwakili sepupunya untuk bertemu, dan sudah siap untuk mengganti biaya pengobatan VRS, serta kedua siswa tersebut sudah meminta maaf disaksikan oleh kedua keluarga juga para guru,” tutur Arif Wicaksono.
“Kami sebagai Wakasis SMK 12 Balearjosari, akan siap menjembatani mediasi ke 2 dan berharap Senen besok permasalahan ini cepat selesai. Sekali lagi saya sampaikan, bahwa ini bukan perundungan, dan ini murni perkelahian. Saya harap permasalahan ini tidak akan terulang kembali,” jelasnya.
Masih ditempat yang sama, Kartika Ajeng guru wali kelas menuturkan, D ada itikad baik dengan memberikan sejumlah nominal uang kepada V, namun kami tidak tahu berapa nominalnya.
“Kami sebagai guru merasa kecewa karena keluarga berdua ada dugaan kesepakatan diluar sekolah. Makanya Senin besok akan kami pertemukan kembali,” paparnya.
“Kalau mungkin ada dugaan patah tulang pada peristiwa tersebut, tidak mungkin siswa ini mengikuti pendidikan karakter di sekolah ini,” tutupnya.
{ Red/Ndr }