Minggu, 22 Des 2024
Nasional

Fase Pubertas Pada Anak Remaja Dari Sudut Pandang Praktisi Psikolog

Oleh : Sayekti Pribadiningtyas S.Psi,M.Pd,Psikolog

Maraknya kasus yang terjadi pada anak jika ditelusuri itu ternyata lebih banyak latar belakang keluarga yang tidak harmonis. Apakah itu orang tuanya berpisah ataukah orang tuanya lengkap tapi abai terhadap kondisi anaknya secara psikologis, maupun lingkungan sosialnya.  

Mereka tidak cukup perhatian dan peduli terhadap situasi yang dialami oleh anaknya  yang sedang berproses menjadi remaja dan mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis dan sosial.

Jadi kalau kami mengamati  fullday  itu tidak ada masalah, karena terbukti  kalau memang sistem itu salah, otomatis semua anak pasti bermasalah ternyata kan tidak seperti itu. Jadi memang  ada sesuatu yang tidak didapatkan dalam Basic Trust yang mereka inginkan dari Ayah ataupun Ibunya terhadap anak-anak tersebut.

Hal tersebut  tidak selalu berarti bahwa orang tua itu tidak memberikan  materi untuk biaya hidup dan sekolah. Tetapi lebih pada monitor keseharian kalau anak mau pergi,  pamit ke mana dan melakukan kegiatan apa. Banyak orang tua yang percaya begitu saja hingga tiba-tiba terjadi sesuatu.

Jika anak di asuh tidak oleh orang tuanya karena satu dan lain hal dan diasuh oleh neneknya maka harus lebih  waspada lagi. Karena mungkin terkendala teknologi dan tidak update terkait situasi terkini.  

Pointnya jangan lupa bahwa anak-anak  dalam  masa pubertas itu mereka dalam proses mencari jati diri. Mereka merasa bahwa dirinya  sudah gede, bukan anak kecil lagi. 

Mereka butuh validasi dari teman sebaya dan lingkungan bahwa mereka itu  berani,  jantan, bisa menyelesaikan masalah. Kadang merasa sok jagoan, itu adalah yang hal-hal yang dialami oleh anak-anak  dalam fase pubertas yang tadi saya sebutkan. 

Kita harus tanggap terhadap lingkungan atau circle nya karena  itu sangat penting.  PR buat kita semua, terkait banyaknya kasus pada anak belakangan ini.

Patut kita pikirkan bersama secara lintas sektor, lintas keilmuan terkait perlu adanya fasilitas dan kegiatan yang humanis dan harmonis bagi anak-anak. Agar tidak masuk dalam wilayah pergaulan yang negatif, seperti mabuk-mabukan, narkoba, bullying, maupun perilaku seksual yang belum waktunya. 

Semoga pemerintah di Kota Batu dapat bergerak cepat dalam upaya menjaga anak-anak ini, sebelum terjadi kasus-kasus yang lebih membahayakan lagi.

{Adiant}



Baca Juga